Halo, Relawan !
Perkenalkan, aku ex-coordinator dari Turuntangan Surabaya.
Di sini aku mau sharing sedikit tentang salah satu program tahunan Turuntangan Surabaya di bidang pendidikan yang alhamdulillah sudah jalan dua tahun (2015 dan 2016). Program ini kita namakan Olimpiade Sekolah Rakyat (OSR), diinisiasi oleh salah satu relawan TTSby sendiri dan kebetulan di tahun 2015 aku jadi project leader nya.
Doc. OSR 2015 |
Nah, apasih sebenarnya Olimpiade Sekolah Rakyat (OSR) itu ?
OSR merupakan kegiatan kerelawanan yang diadakan oleh Turuntangan Surabaya demi mencapai beberapa tujuan di bidang pendidikan, yang secara umum ditargetkan kepada anak-anak pada usia Sekolah Dasar (SD) dan secara khusus kepada anak-anak jalanan yang berada di bawah naungan "rumah belajar". Target ini kemudian menjadi klasifikasi yang dijadikan prasyarat utama untuk menentukan peserta olimpiade. Secara garis besar, peserta olimpiade adalah mereka yang menjadi anak asuh dari rumah-rumah belajar yang bersifat voluntary dan non-profit (bukan lembaga kursus) dan diutamakan bagi anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan formal.
Kenapa demikian ?
Karena di sini kami menyadari bahwa rata-rata anak yang tidak mendapatkan pendidikan formal (putus sekolah) meskipun mereka berada di bawah naungan rumah belajar, mereka memiliki semangat yang kurang jika dibandingkan anak-anak yang berkesempatan untuk bersekolah formal. Hal ini tentu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurang adanya motivasi, kurang adanya inovasi dalam pembelajaran, kurangnya standar pengajaran dan standar materi yang diberikan, dan kurang adanya persaingan. Sebagaimana kita tahu, anak kecil memiliki pikiran yang masih lemah untuk menggerakkan atau memotivasi diri sendiri sehingga butuh dorongan yang muncul dari luar, seperti lomba. Melalui OSR ini, kita berupaya untuk memberikan motivasi kepada para peserta melalui persaingan lomba yang dibagi menjadi dua macam, yaitu Lomba Cerdas Cermat dan Fun Games. Selain itu, selama lomba berlangsung para pembina dari rumah belajar akan dikumpulkan untuk mengikuti sesi Focus Group Discussion. Pada sesi ini, pembina dari peserta sekolah formal dan non-formal dapat saling bertukar informasi dan memberikan masukan.
Apakah ada peserta dari sekolah formal ?
Tentu saja ada, selama peserta tersebut dibawa oleh rumah belajar. Di sisi lain, justru keberadaan peserta dari sekolah formal ini sangat dibutuhkan, terutama dalam Lomba Cerdas Cermat.. Pertama, mereka yang memiliki standar materi pendidikan formal. Kedua, anak dari sekolah non-formal akan mengetahui batas kemampuan mereka jika dibandingkan dengan peserta dari sekolah formal. Keadaan seperti ini juga akan memacu mereka untuk lebih bersiap diri dan menjadi tugas rumah belajar untuk mulai membantu peserta mencapai target (standar). Sehingga, selain peserta, pembina dari rumah belajar pun menjadi tahu standar pelajaran untuk peserta didiknya,
Apakah lomba tersebut adil bagi seluruh peserta ?
Sebelum lomba diadakan, setelah seluruh rumah belajar melakukan konfirmasi kehadiran, kami segera melakukan Technical Meeting (TM) untuk membahas poin-poin penting, salah satunya adalah pembahasan mengenai soal. Kami selalu menjelaskan kisi-kisi lomba dan dengan senang hati menerima masukan untuk merubah soal apabila terdapat rumah belajar yang keberatan karena peserta didiknya belum mempelajari bagian soal tersebut. Dengan demikian, inshaAllah soal yang diberikan tidak memberatkan salah satu pihak.
Sebagai informasi, program ini adalah program non-profit dari relawan Turuntangan Surabaya. Kami biasanya mengandalkan dari usaha internal relawan dan juga sponsor beberapa pihak. Selain dari pihak relawan, program ini juga biasanya dilakukan dengan membuka kesempatan bagi relawan sukarela yang ingin membantu pada saat acara berlangsung.
Jadi, kami sangat terbuka bagi kalian yang ingin bergabung di OSR selanjutnya :)