Me Time itu Kebutuhan, Bukan ?
Hai, Teman Manis :)
Aku lagi pengen ngebahas tentang me time, nih. Semoga bisa saling sharing yah kita, karena yang aku tulis di sini hanya berdasar pada perspektif pribadi saja.
Apa sih itu me time ?
Okay, menurut aku sendiri me time adalah waktu yang kita luangkan khusus untuk diri kita sendiri, that's why so-called me time. Istilah itu merujuk pada keadaan dimana kita ingin menghabiskan waktu literally sendiri, seolah ingin talk to ourselves, only both of us and our souls.
Ngapain sih me time segala ?
Well, mungkin bagi sebagian orang me time adalah hal yang sangat annoying. Why so ? Karena kadang orang dipaksa untuk diam melihat kondisi orang lain (baca: temannya) yang sedang me time, nothing they could do for the 'me time person'. Itu dari sudut pandang orang lain. Kalo dari sudut pandang yang ngelakuin tentu beda. Hampir setiap orang butuh me time. Akan selalu ada kejadian yang menuntut orang meluangkan waktunya untuk dirinya sendiri, entah sekedar untuk berfikir, merenung, atau bahkan menyesali apa yang telah terjadi. Serta, karena tidak semua hal bisa dan pantas untuk diceritakan.
Bagi aku pribadi, me time adalah my healing time. Waktu yang akan aku gunakan sebaik mungkin untuk refleksi diri, dan waktu yang aku butuhkan untuk (kadang) menyesali apa yang sudah terjadi. Bisa jadi, juga menjadi waktu yang aku manfaatkan untuk menenangkan diri dan meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja. Bukan hal mudah, tentu, terlebih jika what just happened in our life was a matter thing. Ada beberapa pribadi, termasuk aku, yang perlu melakukan me time sebagai jeda untuk bernafas dan mempersiapkan diri setelah apa yang telah terjadi. Bukan berarti menghindar dari lingkungan, hanya saja tentang bagaimana - melalui me time - aku berusaha untuk tidak membawa aura dan suasana negatif ke sekitar. Me time menjadi penetral di saat aku terlalu dingin atau terlalu panas, agar kemudian aku bisa kembali ke lingkungan dengan kondisi positif.
Penting, kah ?
Menurutku, iya.
A good case in point would be best provided by an illustration of a woman who just faced a really thug life. Then imagine what will happen if she come back to their relatives directly without any me time ? There will be two possibilities, of course. But, perhaps for more than fifty percent possibilities, the woman will likely to bring her negatives (sadness, madness, and so on) along with her arrival. By no mean of a good thing, right ? However, different circumstance will happen if this woman do such me time firstly before going back home. She'll get more than enough time to neutralize her mind and soul thus she can act as nothing happened before ad won't affect anyone else.
Menurut aku, semua orang pasti butuh me time dan itu penting, termasuk usaha yang bagus bahkan. Sebelumnya, aku selalu ragu buat me time - because i didn't really think it would work perfectly on healing after a thug life happened. Tapi kemudian aku sadar, tanpa me time mungkin bad mood ku justru akan tercecer kemana-mana dan bikin suasana sekitar jadi ikutan buruk.
And since no one would really know whether we need a me time or not, it is always better for us to clarify, only a matter of saying 'Sorry, I need a me time. I'll be back soon after all is well'. Then take this time perfectly and don't let ourselves annoy them after all, make a promise.
Dan sudah seharusnya setiap orang menghargai me time orang lain. Aku pernah menjadi orang yang egois, dengan mengganggu me time temenku, alasannya simply just wanted to know what happened, but then I realized it was a really bad manner. Kadang seseorang butuh waktu sendiri sebelum bercerita, kadang memang dia butuh sendiri untuk tenang. Hargai, dengan tetap mencoba mengerti. Hargai, bukan dengan asik sendiri dan acuh tak peduli.
0 comments