Pengalaman Seleksi LPDP Tahun 2018

by - 10:41

Halo teman manis, 

Dalam kesempatan kali ini gue pengen cerita pengalaman gue daftar beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan R.I. yang alhamdulillah berhasil sampai tahap substansi, ya meskipun masih belum lolos tapi semoga informasi ini berguna bagi kalian 👌

Jadi, tahun kemarin gue daftar LPDP jalur regular untuk S2 tujuan luar negeri. Kampus tujuan gue adalah UCL alias University College London dengan jurusan Security Studies. Sebenernya agak riskan juga karena jurusan gue masuk ke bidang keilmuan Social Policy and Administration yang katanya agak tidak diprioritaskan bagi LPDP, karena mungkin di Indonesia memang belum terlalu dibutuhkan atau apalah, tapi menurutku semua jurusan itu penting *trying to motivate myself*.

Tahap Pertama : Seleksi Administratif

Ini merupakan tahapan paling pertama yang harus kalian perhatikan, karena ini merupakan gerbang awal kalian untuk mengikuti serangkaian tes beasiswa LPDP. Please, meskipun terkesan remeh tapi jangan meremehkan seleksi administratif, karena pada kenyataannya ada kok temen dan rekan gue yang belum lolos di tahap ini. Pada tahap ini, kalian akan disuruh untuk mengisi data pribadi yang mencakup riwayat pendidikan, pengalaman organisasi, riwayat pekerjaan, pengalaman pelatihan/workshop/seminar/konferensi dan juga karya ilmiah atau riset jika memang ada.

Selain tentang daftar riwayat hidup kalian, ada juga beberapa dokumen yang harus kalian persiapkan selain ijasah dan transkrip nilai. Beberapa dokumen yang tidak bisa kalian siapkan secara mendadak di antaranya adalah statement of purpose, study plan serta surat rekomendasi dari dosen atau atasan kerja. Gue bakal coba jelasin secara singkat apa yang membedakan statement of purpose dengan study plan.

Statement of purpose biasanya dikenal dengan istilah motivation letter, atau orang biasanya nyingkat jadi motlet, bagi yang belum tau sekarang udah tau yaa kepanjangan dari motlet itu apa heheu. Nah, isi dari motlet ini sendiri harus berbeda dengan study plan kalian. Motlet harus lebih berfokus pada apa yang mengharuskan Anda mengambil jurusan tersebut dan tujuan serta kontribusi apa yang akan Anda berikan kepada Indonesia setelah lulus dari jurusan tersebut, kurang lebih seperti itu.

Sedangkan study plan atau rencana studi lebih berfokus pada bagaimana Anda akan menjalani masa kuliah di jurusan tersebut. Bagaimana dalam hal ini mencakup alasan kenapa memilih jurusan tersebut di kampus A dan bukan B, bahkan kenapa bukan di Indonesia. Bagaimana juga mencakup tentang kehidupan Anda selama perkuliahan berlangsung, termasuk ekstrakulikuler apa yang akan diikuti dan juga biaya tambahan apa aja yang akan dibutuhkan selama masa kuliah.

Kalo untuk surat rekomendasi dari dosen atau atasan kalian, biasanya formatnya sudah disediakan oleh LPDP dan kalian tinggal meminta tolong beliau termaksud untuk mengisi dan juga bertanda-tangan. Pake bahasa Inggris ya gengs.

Segenap atau serangkaian daftar riwayat hidup serta dokumen itulah yang akan dijadikan acuan oleh LPDP untuk seleksi administratif. Jadi kalo ada satu aja dokumen yang miss ataupun kurang layak, pasti kalian tidak akan lolos dalam tahapan pertama ini, jadi perjuangkan dengan baik di tahap ini yak!

Pengumuman Hasil Seleksi Administratif

Tahap Kedua : Seleksi Berbasis Komputer (SBK)

Jika kalian berhasil lolos pada seleksi administratif, kalian akan mendapatkan notifikasi di email tentang pengumuman untuk mengikuti tes di tahapan selanjutnya, yaitu Seleksi Berbasis Komputer (SBK). Sayangnya, di tahun kemarin jadwal pengumuman dan tes agak sedikit berubah-ubah jadi terkesan agak gimanaaaa gitu heheu tapi tak apa. 

Informasi SBK

Nah, dalam SBK ini apa aja sih yang bakal diujikan ? Yang pasti, tesnya akan menggunakan komputer, itu udah pasti wkwk. Sedangkan materinya mencakup Tes Potensi Akademik (90 menit), Soft Competency (30 menit), dan On the spot writing (30 menit) sehingga total waktu pelaksanaan selama 150 menit.

Tes Potensi Akademik (TPA) adalah tes yang pasti sudah umum kalian jumpai. Tes ini merupakan tes TPA pada umumnya, ada beberapa soal mengeai bilangan deret dan beberapa konsep matematika dengan rumus-rumus dasar. Selain itu, akan ada juga soal bahasa Indonesia dalam TPA, seperti tentang sinonim dan antonim. Mungkin bagi yang sudah terbiasa berhubungan dengan angka, TPA tidak begitu menjadi masalah. Tapi bagi gue pribadi yang anti banget dengan angka sejak masuk kuliah, belajar TPA jadi bahan yang paling gue persiapin untuk SBK. Gue juga nyaranin bagi yang merasa lemah di angka untuk giat belajar di angka-angka dan rumus-rumus dasar, soalnya kalo yang bahasa Indonesia inshaAllah bisa untuk dinalar kok.

Sedangkan Soft Competency merupakan tes yang katanya baru muncul di tahun 2018. Tes ini lebih ditujukan untuk mengetahui sifat-sifat khusus yang ada pada kita. Jadi pertanyaannya adalah pertanyaan pilihan yang tidak ada benar atau salah, tapi pilihan kita akan menunjukkan seperti apa sih diri kita ini. Kalo yang udah pernah ikut tes CPNS, tes ini mirip dengan Tes Karakteristik Pribadi (TKP). 

On the spot writing essay mungkin menjadi salah satu hal yang cukup menakutkan bagi sebagian besar kita, karena kita harus bisa menulis essay berbahasa Inggris dalam waktu 30 menit dengan topik yang baru akan kita ketahui setelah tes dimulai. Apa persiapan untuk ini ? Kalo berdasarkan dengan pengalaman, lebih banyak baca berita nasional terkini akan sangat membantu dalam mengerjakan tes ini, karena topik yang dimunculkan adalah topik dari berita-berita nasional yang kemudian di translate ke dalam bahasa Inggris oleh LPDP untuk dijadikan bahan ujian. Kalo kalian belajar grammar, gue rasa basic grammar kalian pasti udah pada tahu kan ? Jadi mending fokus ke perluasan berita aja supaya pas ngerjain essay idenya bisa lancar dan mudah untuk improvisasi. Gue sendiri pas tes ini agak nyesel karena ga terlalu baca berita sehingga kurang mengerti dengan topik yang gue dapet. Cuma, herannya gue rasa nilai essay ini kaga diitung deh.

Nah, setelah tes, nilai untuk TPA dan TKP akan langsung muncul beberapa jam setelah tes selesai dilakukan. Tapi untuk nilai essay tidak bisa langsung muncul, soalnya kan perlu dikoreksi dulu ye kaan. Dari pengumuman TPA dan TKP ini kalian bisa langsung tahu apakah kalian lolos ke tahap selanjutnya atau tidak, kalo kalian tau ambang batasnya. Tapi masalahnya adalah, ambang batas nilai kelulusan TPA dan TKP tidak diumumkan heheu, jadi biasanya peserta asal nebak aja gitu. Dan lagi, batas nilai untuk jalur regular dan afirmasi juga berbeda ya hmm.

Pengumuman Hasil SBK

Tahap Terakhir : Seleksi Substansi

Pada tahap ini, kalian bakal melalui tahapan tes yang mungkin cukup mendebarkan karena kalian akan bertatap langung dengan penguji. Tahap ini terdiri dari dua tahap, yaitu wawancara dan Leaderless Group Discussion (LGD). Nah, bisa dibilang tahap ini termasuk tahap yang cukup menentukan karena kalian akan ditanya seputar motlet dan rencana studi secara lebih mendalam. Kalian harus bener-bener bisa meyakinkan kepada penguji kenapa kalian layak untuk mendapatkan beasiswa LPDP.

Informasi Pelaksanaan Seleksi Substansi

Pada tahap wawancara, kalian akan ditanya mengenai rentetan riwayat pendidikan dan pengalaman kalian hingga akhirnya kalian memutuskan untuk mengambil jurusan tersebut. Jika pendidikan, pengalaman dan tujuan S2 kalian cukup nyambung dan memiliki korelasi yang kuat, hal ini bukan menjadi soal. Tapi beda ceritanya jika pendidikan S1 kalian, pengalaman kerja kalian dan tujuan S2 kalian tidak sejalan. Ini yang juga terjadi di gue. Gue lulusan S1 Ilmu Hubungan Internasional, setelah lulus gue lanjut ngajar IELTS sembari mengisi waktu untuk persiapan S2, pikirku. Disini pas wawancara gue kena cecar deh, soalnya dinilai S1, pengalaman setelah lulus dan S2 gue kurang nyambung, dan mungkin gue juga kurang bisa berkilah karena udah terpojokkan wkwk. Bahkan gue juga ditanya, kenapa ga ambil di Indonesia aja kan ada Universitas Pertahanan.

Di tahap wawancara ini dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama akan bertanya tentang studi kita dan dilakukan oleh orang yang memang expert di bidangnya. Wawancara kedua dilakukan oleh psikolog dan lebih nanyain tentang kehidupan pribadi kita, pencapaian dan kegagalan serta permasalahan yang menurut kita berat yang berhasil kita selesaikan. Pertanyaan terkahir terkait dengan kewarganegaraan, patriotisme dan nasionalisme kita diuji di sini. Pandangan-pandangan mengenai terorisme juga mungkin saja diajukan.

Tahap terakhir adalah LGD, modelnya mirip dengan FGD pada umumna. Kita akan dikelompokkan dengan beberapa orang yang nama-namanya tidak akan kita ketahui sampai akhirnya kita dipanggil untuk ke ruangan. Jadi tidak akan ada waktu untuk setting posisi heheu. Dalam forum tersebut, kita akan diminta untuk mendiskusikan salah satu permasalahan yang ada di Indonesia yang topiknyas sudah ditentukan. Kemudian, kita akan diminta untuk mengemukakan pendapat terkait dengan permasalahan tersebut. Jika mau aman, cobalah untuk memposisikan diri sesuai dengan bidang yang diminati. Misalkan ingin lanjut kuliah di jurusan teknik, maka cobalah untuk memberikan jawaban dari pandangan orang teknik, tentang inovasi atau penemuan alat baru misalkan, dan jangan lupa untuk memberikan contoh untuk membantu memahamkan. Dan karena judulnya adalah leaderless, maka jangan mencoba untuk mendominasi. Nanti di dalam ruangan akan ada 2 pengawas yang cuma mengawasi dan tidak akan pernah menginterupsi kecuali waktu sudah habis.

Pengalaman gue di bidang ini sebenernya membuat gue sedikit minder dan sedih sih kalo boleh cerita. Jadi, per kelompok waktu itu terdiri dari 10 orang, 9 cowok yang sudah pada berpengalaman dan berprofesi tinggi, beberapa ada yang tujuan S3 juga dan gue satu-satunya cewek degan posisi kurang berpengalaman. Secara mental, gue mungkin udah agak down sebelum masuk ruangan tapi itu gaboleh terjadi sih sebenernya. Pas sudah mulai diskusi, gue kalah dengan bapak-bapak rombongan gue, gue angkat tangan aja ga dianggep heheu. Tapi itu pengalaman yang memang priceless sih dan kesalahan gue adalah gue gada persiapan latian LGD sama temen sama sekali. 

Pengumuman Lolos

Dari tahap wawancara dan LGD sebenernya gue uda minder banget dan ga yakin buat lolos karena gue cukup sadar diri, dan alhamdulillaah memang belum diberi kesempatan tahun kemarin. Kenapa gue bersyukur ? Karena gue tau dimana kekurangan gue yang harus gue perbaiki dan bersyukur uda dikasih ijin mengikuti sampai tahap terakhir dan ketemu orang-orang hebat. Dan memang tahun kemarin temen-temen yang lolos rata-rata emang yang udah kerja dan emang kerjaannya nyambung gitu, kalo gue tiba-tiba lolos itu mukjizat banget.

Pengumuman Hasil Seleksi Substansi

Oh iya, untuk sertifikat bahasa seperti IELTS dan juga LOA itu kalo tahun kemarin boleh menyusul yaak, tapi kalo tahun sekarang gue kurang tau. Tahun 2019 ini gue juga belum berani buat daftar LPDP lagi karena masih menjadi Wiwit yang sama dengan tahun lalu :)

Semangat bagi yang mau daftar, dan doakan saya segera menyusul 😆

Untuk beberapa contoh soal selama SBK gue ada tapi sebatas yang gue inget, yang mau boleh hubungin yaak nanti gue kirim sekalian sama list pertanyaan interview buat persiapan latian 😉

You May Also Like

1 comments