Short Getaway: 10 Days in China

by - 16:26

Salam, Teman Manis :)



Setelah kemarin sempet cerita tentang cara apply visa buat ke China (atau Tiongkok tp aku prefer pake China aja yak tanpa italic wkwk, maafin), sekarang aku mau cerita dikit tentang acara short-getaway yang ngakunya nyari bahan skripsi ke China. Sebenernya udah banyak blogger yang lebih berpengalaman nyeritain kisah mereka, tapi setiap orang punya kisah masing-masing, bukan ? So, by knowing one's experiences you should then get the main point, make yours different. Artinya, jangan terfokus dengan pengalaman seseorang hingga akhirnya takut untuk mencoba hal baru yang berbeda, jadi sebisa mungkin make your own journey :)

Sebelumnya maaf karena mungkin kali ini bakal banyak banget gambar yang dipajang :D

Sebenernya banyak banget sih yang wonder ngapain aku ke China. Maksud mereka adalah literally "ngapain" (bacanya sambil ngerutin alis yak trus kepalanya sambil ditarik ke belakang), dengan pertanyaan-pertanyaan China punya apa ? Wisata China ada apanya ? Kamu disana nyari apa ? Apa bagusnya, mending ke Korea atau Jepang aja. Well, semua pertanyaan itu gaada yang salah karena emang orang nanya masa mau disalahin, hehe. Maksudku adalah, pertanyaan tersebut wajar muncul karena bagi orang yang belum banyak mendengar tentang China pastinya gatau banyak dong tentang China. Tapi, semua balik ke preferensi masing-masing sih sebenernya. China itu punya banyak loh sebenernya, yang paling utama adalah dia punya YangYang ( 杨洋 ). Bukan bukan, aku bahkan tau YangYang setelah balik dari China hiks sedih. Jadi gaes, China itu luas dan pastinya dari wilayahnya yang luas itu China punya banyak wisata untuk dkunjungi. Apalagi China sekarang lagi emerging banget dari berbagai sisi, jadi aku kepo aja sebenernya China itu physically kaya gimana dan masyarakatnya dia kaya gimana sih (?). Trus juga peradaban China itu udah ada sejak lama dan tentunya sejarahnya sudah dipelajari dimana-mana pula, termasuk di jurusanku. Budaya stratejik China, perkembangan China hingga dia dikategorikan jadi emerging market yang digadang mau nyaingin Amerika Serikat, skripsiku bahas tentang China, bahasa China, temen yang kuliah di China, dan semua itu bikin aku gregeten pengen ke China. Kenapa ? Alasannya banyak buat ijin ke orangtua HAHA. Dan yang paling penting adalah persyaratan bikin visa ke China itu mudah banget gaes dan aku ada temen di Hangzhou yang mau jadi tour guide di sana hehe (makasii ya reks kalian terbaik).

China yang luas tentunya punya banyak sekali destinasi wisata di setiap kotanya. Ini dia yang bikin bingung buat nentuin mau ke kota mana aja. Karena aku sudah beli tiket PP dari Hangzhou, jadi destinasiku gabisa jauh-jauh dari Hangzhou. Kemudian aku pilih Shanghai, karena dia dekat dengan Hangzhou dan niatnya mau ke Disneyland, tapi batal karena kita lebih milih buat ke Beijing meskipun jaraknya cukup jauh dan dengan budget kita yang mepet. Sebenernya pengen juga ke Xi'an liat Terracotta Warriors, tapi mungkin belom saatnya. Kenapa Hangzhou ? Yak temen gue di sana wkwk jadi destinasi utamanya adalah Hangzhou. Pengalaman, kalo mau main lama dan ke banyak kota, usahakan PP jangan di kota yang sama biar ga bolak balik.

Jadi perjalanan dimulai dari hunting tiket promo Surabaya ke Kuala Lumpur, tiket promo banyak kok dari maskapai merah putih :D Sengaja aku pilih penerbangan dari Kuala Lumpur ke Hangzhou yang jaraknya lama dari kedatangan di KL, biar bisa sekalian jalan sebentar. Di KL kebetulan aku ada temen juga yang mau nemenin dan antar ke Masjid Putrajaya. Dari KLIA2 ke Masjid Putrajaya bisa naik transportasi umum, bisa bus bisa kereta (KLIA Transit). Tapi yang paling gampang dan cepet mending naik KLIA Transit aja, jarak tempuh sekitar 20an menit dan tarif hanya RM 9.40 saja. Cerita tentang di Malaysia lanjut kapan hari aja yah di lapak yang berbeda hehe

Me and my best Chiiambar

Pink Mosque
---

Hangzhou

Well, tanggal 22 Februari 2017 di siang hari, aku sampe di Hangzhou Xiaoshan International Airport (萧山国际机场http://www.hzairport.com/en/ ) dengan penerbangan yang (tbh) agak mengguncang. Sampai di bandara alhamdulillah aku langsung dijemput sama temen aku yang kuliah di Zhejiang University of Techology, jadi gapake ribet dan bingung wkwk. Habis itu langsung cus beli tiket bus buat ke pusat Zhejiang, naeknya bus S2 dengan tarif RMB 20, jarak tempuh mayan lama sih sekitar 2 jam 30 menitan gitu. Itu kaya bus shuttle, atau kalo di Surabaya Damri dari Juanda ke Bungurasih (wekekeke). FYI, di China transportasi umum itu banyak banget dan menjangkau seluruh bagian penting kota, apalagi tempat-tempat wisata sudah pasti mudah dijangkau. Dan tarifnya pun cukup murah, sekali naik sekitar RMB 3. Tapi di Hangzhou belum ada MRT sih, katanya masih dalam pembangunan. Untung Hangzhou habis jadi tempat G20 Summit 2016, jadi kota ini sudah mengalami banyak pembaruan dan pembangunan (kata temenku). 

Hari pertama, karena sampainya siang, dan baru sampe tempat temenku sore menjelang petang gitu, jadinya kita stay di rumah dan charging energy buat jalan besoknya. Selama di Hangzhou, aku tinggalnya di deket Zhejiang University of Technology dan gaes mereka bilang itu daerah desa wkwk, you should know I got amazing view every single day there :D Sebenernya pemandangannya gunung gitu sih, ga jauh beda sama di Trenggalek XD. Pas itu lagi winter meskipun uda ga turun salju, jadi pemandangannya sendu sayu gimana gitu. Awalnya sih aku pikir duh paling dingin banget di luar, eh ternyata biasa aja padahal suhunya 6⁰ C wkwk karena belom kena anginnya heheu. Tapi karena gerimis dan berangin barulah dinginnya menusuk-nusuk.

Morning's View 
Nah setelah seharian istirahat, tanggal 23 kita mulai deh acara “non-stop trip bareng gue” wkwk. Perjalanan dimulai agak siangan sekitar pukul 9 am. Oiya perbedaan waktu, China lebih cepet 1 jam dari Indonesia. Karena lagi winter jadi maklum kalo bangunnya pun ikutan molor nungguin matahari hangat. Dan karena bangunnya molor, jadi dalam sehari kita gabisa explore lebih dari 3 tempat, disamping jarak yang juga diperhitungkan. And don't forget to bear your walk wkwk. Aku termasuk orang yang suka jalan kaki sih jadi jalan sejauh apapun itu selama ada temennya, it's okay :) Apalagi area pedestrian emang disediakan secara layak di sini, luas dan indah, hehe. 

So, perjalanan pertama kita adalah ke Tianducheng Park. Ada apa disana ? Check these pictures out :P 

Is it Eiffel ?
Paris ? Nope, it's Hangzhou
My Tripadvisors :D
Yap, I guess everyone knows Chinese's expert on imitating. Kesan pertama adalah, niat banget yah bikin dengan kemiripan lebih dari 50%. Bagi orang awam, liat foto ini pasti ngiranya beneran di Paris karena memang lingkungan sekitarnya pun dibikin semirip mungkin dengan Menara Eiffel yang ada di Paris. Tapi memang ini hanya 1/3 dari ukuran Eiffel yang asli dan hanya seluas 19 KM(hanya?).  Wilayah sekeliling menara ini dibangun dengan nuansa Eropa, lengkap dengan jogging track dan juga bangunan yang difungsikan sebagai pertokoan dan apartemen. Kalo kesini santai aja, gratis kok !

Buildings around the Tower.
View from Backside

Buat informasi tambahan, di pertokoan sekitar menara tersebut terdapat tempat makan halal, in case you're moslem and afraid of non-halal foods. Aku gatau nama restonya apa karena gabisa bacanya hehe (maaf), tapi aku ada fotonya wkwk. Kalo dari gambar di atas, it's on the right side (informasi yang ga lengkap, gajelas wkwk). Sebenernya, kata temenku restoran halal di China sudah lumayan banyak, setidaknya di setiap tempat ramai pasti ada buka restoran halal.

Halal Resto
Nah, di seberang menara tadi masih ada lagi tempat wisatanya. Semacam kastil di atas bukit gitu, tapi aku sama temen-temen ga masuk dan sekedar foto di depan aja, hehe. Untuk ke kastilnya masih butuh naik bukit dan tangga, jauh dibelakang dan di atas bangunan yang jadi background fotoku, itu masih loketnya wkwk. Btw, bangunan di belakangku itu biasa dipake foto pre-wedding. Why ? Karena dia (juga posisi fotoku) berhadapan sama menara Eiffel (imitasi) dan posisinya tinggi, jadi view nya bisa ketangkep bagus dari atas bangunan itu.

Tianducheng
Untuk menuju Tianducheng (天都城bisa banget make fasilitas umum a.k.a bus, karena dia akan berhenti tepat di depan menaranya. Kalo dari tempatku di daerah Xiaoheshan naeknya dari stasiun bus Toushanmen, bus B7 turun di Wulin Square buat ganti bus 535. Perjalanan ini cukup lama karena jauh wkwk sekitar 2 jam lah. Habis itu dari Wulin Square nanti turun di Tianducheng.

Nah, habis itu kita lanjut cus ke Zhongshanzhong Road, daerah yang dijadikan sebagai Hangzhou Historical and Cultural District. Kalo dari Tianducheng tadi kita bisa pergi ke terminal bus deket situ (sekitar 600an meter) ada di jalan Tianhe dan naek bus 535 sampe Wulin Square. Dari Wulin ini nanti pindah naek MRT karena lokasinya cukup dekat dengan stasiun MRT, naeknya subway line 1 dan turun di Longxiangqiao keluar di exit C. Aku suka tempat ini, dia lebih kaya pasar tapi rapi, luas, dan lengkap. Sebenernya dia kaya gang gitu yang kanan-kirinya diisi oleh macam-macam toko. Lengkap, toko oleh-oleh ada (banyak), penjual makanan juga ada banyak, Mcdonald juga ada, retailer macam Miniso, Domsky, dan lainnya juga ada. Dan di sini lumayan rame.

Welcome to ZhongShanZhong


ZhongShanZhong's Area
At Night
Gambar di atas masih terlihat sepi karena memang masih dekat dengan pintu masuk, semakin ke dalam semakin ramai karena semakin banyak yang jualan. Yang lebih menyenangkan adalah, di sini ada masjid juga hehe. Masjidnya lumayan sih ga kecil-kecil amat, ada kamar mandinya juga hehe (beda sama toilet yah wkwk). Nah tulisan masjid di bawah ini ada di tembok jalan tepat sebelum masuk ke wilayah historical district itu tadi kalo dari Stasiun MRT Longxiangqiao. Terus, sebelum tulisan masjid tadi itu ada tempat makan halal lagi, alhamdulillaah wkwk pokoknya dia yang ada jualan sate di depannya wkwk.


Mosque
Pintu masuk masjid ini ada di area historical district. Salah satu gambar di bawah ini adalah bangunan yang isinya artefak-artefak atau batu-batu peninggalan bertuliskan sejarah tempat ini. Sayangnya ruangan ini ga dibuka jadi cuma bisa intip-intip aja dari luar.

Artefact Ware
Sedangkan di bawah ini adalah tampilan depan sebelum masuk ke area sholat.

Front View
Inside the Mosque
We took till night here. Kita jalan liat-liat makanan, tapi bingung  mau beli wkwk (IYKWIM). Yang bikin aku agak gaenak di sini (khususnya bagian makanan) adalah baunya. Awalnya aku pikir itu bau comberan atau semacamnya, karena baunya busuk gitu. Ternyata temenku bilang itu bau makanan. HA ? Makanan apa? TAHU --" Yaudah lah ya mau gimana lagi, perbedaan bau tahu ternyata ada juga H.A.H.A. Akhirnya karena sayang kalo ga beli apapa, akupun beli cumi hihi my favorite one :p  Enak dong yaaa, RMB 15 aja.

Lovely Crispy Squid
Kumus juga :3
For sure, kalian mungkin bakal lama banget di sini karena selain luas, ya itu tadi, dia banyak nyediain barang dan makanan buat dibeli. Mumpung lah ya, daripada buru-buru trus nanti nyesel trus maunya balik lagi wkwk mending sekalian aja dipuasin disitu. Buat beli oleh-oleh juga buanyak banget !

Hari ketiga (24/2), kita lanjut ke Danau Xihu. Di Xihu ini cukup menarik karena dia danaunya luas dan pemandangan sekitar danau juga teduh. Banyak pertokoan dan mall di jalanan sebelum Xihu. Bagi yang suka belanja, mungkin kalian pasti bakal mampir karena seringnya ada diskon hahaha (dasar cewek!). Pengalaman, diskonnya di China itu kebangetan banget, udah diskon trus buy one get one (买一送一) dengan harga diskon. Cewek kan gabisa lihat plang merah diskon huhu.

In Font of the Lake
Di Xihu, sebagaimana di danau atau pantai atau wisata air pada umumnya, ada jasa penyewaan perahu. Harganya RMB 150 dan bisa dinaiki untuk berempat. Biaya itu untuk satu jam perjalanan, kalian boleh milih mau dibawa ke seberang danau atau kembali ke titik awal berangkat. Oiya, harganya gabisa ditawar yah karena itu harganya uda peraturan dari pemerintah kayanya, soalnya mereka pada make kaya seragam resmi gitu.

Perahu Dayung
Xihu inside RMB 1
Di Xihu juga ada restoran di atas kapal, tapi jelas untuk memesannya harganya sangat mahal. Sempet tanya ke bapak pedayung perahu, tarifnya kisaran RMB 500 wkwk jatah makan berapa minggu coba :3 Tapi asiknya, resto kapal ini buka sampai malam, jadi kalo pas pertunjukan air mancur penumpang bisa melihat dari atas kapal secara dekat.

Makan Elit :3
Usulku, kalo ke Xihu mending sampe sana agak sore aja karena malamnya ada pertunjukan air mancur yang bagus buat diliat, worth kok ! Air mancur ini ada dua sesi, yaitu jam 7 pm sama jam 8 pm. Tapi kalian jangan dateng mepet, karena biasanya jam 6 aja udah rame banget orang yang kumpul mau ngeliat. Kalo kalian datengnya awal, kalian bisa dapet view dari depan dan dapet kursi buat duduk. Tapi kalo kalian datengnya mepet, siap-siap  berdiri aja hehe dan semoga kalian tinggi biar bisa lihat :3 Karena kemarin kita dateng ke sana jam setengah 7 aja udah rame banget wkwk dan otomatis kita udah harus jinjit-jinjit kalo mau lihat (aku sih yang jinjit). Nah, kalo kalian dateng sore, habis puas jalan-jalan kalian bisa ke pertokoan di jalanan Xihu sambil menanti air mancur :D Sedikit cuplikan air mancur, kalo banyak sayang kuota hehe



Shanghai


Oke, perjalanan hari keempat kita pindah kota (25/2) yaitu ke Shanghai yeay ! Jarak dari Hangzhou ke Shanghai cukup dekat. Kalo naek kereta kecepatan sedang, kira-kira 200-250 KM/H, kita cuma butuh waktu sekitar kurang dari 2 jam. Kita beli tiketnya on the spot di stasiun kereta Hangzhou, harganya RMB 49. Tapi saranku mending belinya jauh-jauh hari karena antrinya cukup rame.

Tiket Hangzhou - Shanghai
The Train
Kita sampe di Shanghai sore sekitar setengah 4 pm dan langsung check in hostel yang sudah kita pesan melalui booking.com. Kita sengaja milih hostel yang murah dan dekat dengan destinasi wisata, atau setidaknya dekat dengan fasilitas umum. Akhirnya kita nemu  Old West Gate International Youth Hostel, murah sih model dorm gitu per malam sekitar RMB 60. Fasilitas bersamanya banyak, cozy juga sih lumayan. Minusnya, pelayanannya no English. Jadi buat yang gabisa bahasa Mandarin mungkin agak susah kali ya. Minusnya lagi, kalo ke toilet usahakan pagi-pagi atau awal lah setidaknya karena dari sore sampai malam sepertinya tidak dibersihkan (IYKWIM lagi, review lebih lengkap tentang hostel tunggu di tulisan selanjutnya yaa). Ternyata hostel kita itu lumayan jauh dari stasiun MRT terdekat yaitu Yu Garden, dia jaraknya 1 KM dan kita tiap hari pergi-pulang menempuh jarak itu by foot wkwk. Tapi kalo sama halte bus banyak kok yang deket.

Jarak Hostel ke Stasiun MRT
Pict. dari Jembatan Penyeberangan
Setelah istirahat sejenak, mandi dan beres-beres, kita lanjut nyari makan. Dan untungnya tepat di samping hostel ada tempat makan halal. Habis makan kita langsung lanjut ke The Bund. Untuk menuju The Bund, dari stasiun Yu Garden tadi kita naik ke line 10 dan turun di East Nanjing Road. Tarif MRT RMB 3.

Nanjing Road
The Bund"s Light
Pembelian tiket MRT sifatnya self-service jadi kalian siap-siap uang nominal kecil biar cepet, dan jangan lupa menghafal nama tempat tujuan. Atau lebih gampang lagi kalo beli one-day pass seharga RMB 18, 24 jam.

One Day Pass for MRT
Setelah turun dari stasiun East Nanjing Road, kalian masih harus berjalan sekitar 600 meter untuk menuju night spot The Bund Tourist Tunnel. Tapi tenang, sepanjang jalan adalah pertokoan barang yang rata-rata bermerek. China selalu menata tempat wisata dan pertokoan secara berdekatan dan berada dalam satu lingkup kawasan. Jelas, hal ini menarik turis untuk belanja wkwk. The Bund di malam hari tidak kalah indah, namun siapkan kamera dan kemampuan yang bagus pula untuk menangkap keindahannya. Selain The Bund, di kawasan ini juga terdapat bangunan yang disebut sebagai duplikasi BigBen. But I thought it’s not the same LOL.

Meskipun setiap hari lewat Yuyuan Garden, tapi ada daya belum ada kesempatan untuk maen-maen di sana :(
Yuyuan Garden
Well, tanggal 26 kita pergi lagi ke The Bund tapi dari sisi yang berbeda, yaitu di (sejenis tempat melihat gitu tapi aku lupa namanya, kaya jembatan penyeberangan). Tempat ini punya great view banget karena dia kaya semacam jembatan gitu jadi ngeliatnya bisa lebih asik dan jelas.

The Bund
Another Side
Dari tempat tersebut, kalian bias naik bus city sightseeing untuk keliling Shanghai (Peta keliling dan pindah bus bisa dilihat di travelchinaguide.com. Tarif bus tersebut adalah RMB 40 dan RMB 100. Untuk tarif RMB 100 kita akan benar-benar keliling hingga sudut Shanghai. Dan lagi, kita bisa untuk berpindah ke bus city sightseeing dengan rute yang lain, bisa drop dimana saja untuk kemudian naik lagi selama rute tersebut menjadi tempat pemberhentian busnya. Terlebih, tiket tersebut berlaku selama 24 jam. Kita juga dapat headset buat dengerin penjelasan selama tur di bus, ada 8 bahasa yang bisa dipilih yaitu Mandarin, Inggris, Korea, Jepang, Spanish, Jerman, Rusia, dan Perancis.

City Sightseeing Bus
Kita naik bus tersebut kemudian berhenti di pelabuhan XX. Pemandangannya sama sih, The Bund juga. Tapi  di sini kalian bisa naik kapal juga di Sungai Huangpu. Oiya, btw awalnya itu kabut yang putih kelabu, ternyata polusi :33333

Berpolusi :(
Pergi dari sini ? Naik bus city sightseeing aja lagi hehe. Akhirnya kita memutuskan untuk naik bus lagi dan turun di Nanjing untuk berjalan-jalan di wilayah perbelanjaan hingga petang.  Setalah itu, kita makan dan pulang. Sayang sekali, di Shanghai aku ngerasa masih kurang puas hehe tapi besok sudah harus pergi ke Beijing. Hostel tempatku menginap sebenernya deket banget sama Yuyuan Garden dan setiap hari lewat depan gerbang masuknya. Tapi mungkin terlalu ngeremehin wkwk jadi pas pulang selalu sudah larut malam dan gagal kesana. Ke Jing’an Temple sebenernya bisa banget dengan naik bus city sightseeing tadi, tapi kita minim waktu hiks. Tentang rute bus, kalian bisa cek di sini.

Hari selanjutnya (27/2), entah karena memang kita adalah pemalas semua atau entah lelah kita baru keluar dari hotel pukul 12 pm, sekalian check out ceunah zzz siang banget bukan -,- Tapi yaudah lah ya aku juga bukan orang yang rajin untuk bangun dan membangunkan huhu. Jam 12 check out sekalian jalan ke taman sakura, Gucun Park. Jadi kita jalan sambil bawa-bawa koper dan ransel, iya bener banget ! Dari hostel tadi ke Gucun Park naik MRT line 10 turun di stasiun Xintiandi transfer ke line 13, turun di Changshou transfer line 7, turun di Gucun Park. So, dari mana aja pokoknya Gucun Park ada di line 7.  It costs RMB 5. Dari stasiun ini kita tinggal jalan lurus dari exit 1, ga terlalu jauh. Dan sangat penting untuk diingat bahwa untuk pergi ke taman bunga tolong perhatikan musim juga gaes WKWK. Karena pas aku kesana lagi winter, jadi bunga sakuranya tidak ada sama sekali satupun yang mekar. Dengan tiket seharga RMB 20 atau RMB 10 bagi pelajar/mahasiswa, kita berhasil foto indah dengan ranting-ranting yang sendu. Well, aku sih ga mempermasalahkan bunga mekar atau engga karena aku sudah puas dengan pemandangan ranting yang ternyata indah juga wkwk, paling yang lainnya yang ngomel. Taman ini ngasih banyak fasilitas sebenernya, mulai dari persewaan mobil listrik, sepeda kayuh untuk single sampe berenam, perahu juga ada, harganya mulai dari RMB 10 sampe RMB 60. Khusus sewa sepeda, sebagaimana umumnya di China, harus bayar deposit RMB 300.

Taman Belom Mekar Sakura
Hanya dengan Ranting
Setelah dari Gucun Park, kita cus naik MRT line 7 dan turun di Zhenping Road transfer line 3 langsung turun di Shanghai Railway Station. Momen inilah yang butuh persiapan karena bakal lamaaaaaaa banget di dalem kereta. Persiapan mental untuk menghadapi kamar mandi ataupun menghadapi pasangan yang tengkar di dalem kereta sampe jadi tontonan. Emang ada? Iya ada, orang sana wkwk pede kali dia yah. Untuk masuk ke dalem stasiun, security check kaya di bandara juga dilakukan. Sebelum masuk kereta, pastikan sudah melihat tempat duduk dengan benar. Yang sedih di sini adalah, tempat duduk untuk tiket kereta api di China tidak dapat diatur, jadi kita duduknya gabisa sekomplek hadap-hadapan gitu, tapi untungnya orang China ga ribet kalo diajak tukar tempat hehe. LAGI, siapin pipis dan buang air besar sebelum di kereta. Kalo bisa di kereta gausah ke kamar mandi. Kamar mandi di kereta umumnya tidak terawat. Mungkin kalo gada air buat basuh sih wajar, tapi kalo gada air dan gada tisu dan tidak ada keinginan dari petugas untuk ngasih tisu ? BAHKAN tidak ada air untuk menyiram kotoran WKWK ga semua kereta sih, kalo pipisnya awal-awal naik kereta masih aman lah ya haha. Jadi selalu bawa tisu sendiri untuk menghindari yang tidak diinginkan. Jangan kaget sampe mau nangis (kaya aku) kalo liat kamar mandi kotor dan tak patut wkwk.

Kereta Lambat

Beijing


Setelah 13an++ jam perjalanan, kita sampe di Beijing jam 9an pagi. Kita nginep di Happy Dragon Hostel yang cukup dekat dengan stasiun MRT, hanya sekitar 400an meter. Dari ke hostel tadi naek ke line 2 turun di Chaoyangmen trus pindah ke line 6 turun di Dongsi. Aku suka hostel ini karena pelayanannya memuaskan banget dan ramah, terpenting mereka bisa bahasa Inggris dengan baik hehe. Hostel ini juga menyediakan tur ke destinasi menarik di Beijing, asik banget kalo buat solo-traveller. Harga per malam untuk dorm cukup murah, RMB 50 aja tiap kasur punya selambu penutup. Dia ada laundry, sewa sepeda dan motor juga. Pokoknya ini recommended wkwk kamar mandinya wangi juga (penting banget ini). Bonusnya, deket situ ada tempat makan halal juga hihi. Kalo dari Happy Dragon Hostel, keluar hostel langsung belok kanan, trus belok ke kanan lagi. Dia ada di kanan jalan.

Resto Halal
Habis check in, kita langsung mandi dan cus ke Temple of Heaven. Naek dari stasiun Dongsi deket hostel ke line 5 dan turun di stasiun Tiantan East, destinasi berada dekat dari stasiun. Untuk biaya masuk, RMB 14 untuk mahasiswa dengan harga khusus hehe. FYI kebanyakan stasiun di Beijing gaada eskalatornya, jadi jangan bawa barang terlalu banyak apalagi koper kemana-mana.

Tiekt Masuk
Di dalem wilayah Temple of Heaven, di salah satu titik, ada banyak banget orang dari usia agak tua hingga tua yang kumpul dan teriak-teriak rame. Wah, apa tuh ? Bukan tawuran sih, tapi kayanya mereka main something like judi ~ Intinya kaya main taruhan gitu lah wkwk.

Judika(h)?
Nah inti dari Temple of Heaven adalah bangunan di bawah ini dan dikelilingi oleh bangunan seperti rumah. Pas pertama aku lihat, aku langsung bilang “Haha ini mirip kaya yang ada di Kenjeran Park Surabaya” wkwk. Beda sih, tapi bentukannya persis. Tapi kali ini bukan China yang tiru Surabaya, tapi mungkin kebalikannya. Sebenernya kawasan ini sangat luas dan ada banyak bangunan di dalamnya. Dibagi jadi spot tertentu gitu. Selain bangunan tadi itu, ada juga namanya 7 batu dari langit atau apaa gitu lupa hehe.

Heaven on Erath (?)
Meanwhile in Surabaya
Kalo di bawah ini adalah foto spot yang dijadikan buat lempar koin. Aku gatau kalo adat di China kaya gimana, tapi kalo sering liat dari drama korea *elaaah* biasanya make a wish trus merem sambil lemparin koinnya. Mungkin di sini sama aja sih.

Make a Wish
Setelah puas jalan di Temple of Heaven, kita lanjut ke Beijing National Stadium yang dulunya dibangun buat Olimpiade Beijing 2008. Kalo dari Temple of Heaven ambil line 5 dan turun di Dongsi. Dari Dongsi naek line 6 turun di South Luogu Alley, trus turun pindah line 8 ke Olympic Sports Center. Udah, keluar dari stasiun nyebrang udah masuk area stadion. Areanya luas banget dan masuknya harus lewat security check dulu, bendera Indonesia aja di sita wkwk. Kita lama banget di sini. Ngapain ? Belajar ngambil foto dalam gelap wkwk tapi fotonya gaada yang berhasil hoams :”

Tower
Beijing National Stadium
Beijing National Stadium 
Beijing National Aquatic Center
TARAAA hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Wiwit wkwk yang lain engga karena uda pada pernah. Yeay Alhamdulillah kita cus ke Great Wall ulalalaa. It took a whole day haha. Rencananya kita mau lewat jalur Badaling. Sebenernya jalur buat ke Great Wall ada beberapa, yang mungkin familiar adalah Badaling dan Muntianyu tapi lebih deket dan mudah Badaling ceunah. Jadi kita berangkat dari hostel ke stasiun MRT Dongsi lagi dan turun di stasiun apa aku lupa maaf. Nah dari stasiun MRT tadi tinggal jalan 200an meter udah sampe ke stasiun kereta dengan tujuan Badaling. Sebagaimana di Indonesia, di sana bakal ada banyak banget calo yang nawarin buat nganter dan nungguin sampe balik lagi ke stasiun kereta, tapi biasayanya lumayan mahal yaitu RMB 50. Sedangkan kalo naek kereta it only takes RMB 6 gaes wkwk. Kalian bisa juga make kartu MRT buat naek kereta ini, tapi kartu kalian harus berisi saldo lebih dari RMB 16 untuk bisa dipake. Kalian bisa beli kartu itu di setiap stasiun MRT dengan harga RMB 20 dan bisa dibalikin lagi kalo uda ga dipake, jadi RMB 20 cuma kaya deposit gitu.

MRT Pass
Informasi penting, untuk naek kereta ke Badaling kalian harus buru-buru ngantri kalo bisa paling depan aja. Kenapa ? Karena sistem tempat duduknya rebutan kaya naek bis di Indonesia. Kalian gamau dong berdiri selama satu jam padahal naek di kereta dengan kursi empuk wkwk.

Inside the Train
Gerbong Makan
Setelah sampai di Stasiun Badaling, kalian masih harus jalan, lumayah jauh lah sekitar 500an meter gitu. Itu belum naiknya yah hehe. Tapi ternyata ke Great Wall ga secapek yang aku bayangin kaya naek gunung gitu wkwk. Thanks to cable car. Untuk kalian yang udah capek, sangat disarankan naek cable car aja. Tapi kalo cuaca tidak mendukung seperti angin kencang, kalian tetep harus jalan kaki gaes. Untuk tiket masuk sendiri harganya RMB 40, sedangkan cable car seharga RMB 100. Pelajar/Mahasiswa harga khusus tentunya :) Untuk mahasiswa, harga ticket masuk hanya RMB 17.5 hehe.

Tiket Masuk dan Cable Car
Cable Car
Ketika sampe di atas Great Wall, sumpah rasanya priceless banget gatau kenapa sampe pengen nangis (Bah lebay!) wkwk. Precious gitu dilihatnya, sepanjang semegah seluas sekokoh itu, wallahua'lam dan seneng banget sama Allah dikasih kesempatan ngelihat bukti kuasanya :) Tapi jangan lupa diingat kalo di Great Wall itu anginnya kenceng banget karena samping-sampingnya lowong. Jangan lupa bawa jaket. Kemaren winter suhunya bisa sampe 0 derajat brrr kalo kelamaan bisa banget muka kerasa kaya beku.

It's a Rainbow for sure
Sumringah
Precious
Rasanya kaya gamau pulang dari Great Wall (lah mau ngapain? mbuh). Tapi kita masih harus lanjut perjalanan. Kereta Badaling S2 berangkat cukup sering, hampir setiap jam ada. Karena saldo di Kartu MRT kurang dari RMB 16 akhirnya kita beli karcis di loket, sama kok harganya.


Setelahs ampai di Stasiun (yang saya lupa namanya :() trus kita lanjut wisata kuliner malam di Wangfujing. Duh makanannya enak-enak banget huhu daging kambingnya jugaaa gaada baunya wkwk tempat ini semacam kaya tempat culinary district gitu, banyak oleh-oleh juga. Mungkin emang di setiap area pertokoan branded pasti ada juga diselipin area pertokoan tradisional, mungkin. Karena keluar pertokoan makanan dan oleh-oleh tadi langsung disambut dengan pertokoan barang branded, sejenis mall gitu lah pokoknya cuma beda penataan.

Sate Kambing
Kok belinya sate kambing ? Iya di Indo ada tapi ini enak banget wkwk per tusuknya RMB 10 apa RMB 15 gitu. Kalian pasti ga cukup kalo cuma beli satu hehe. Dijamin gada bau kambingnya dan empuk duh jadi pengen :"

Kaki Kambing
Ga percaya kalo enak ? Ini aku sama temen-temen aja sampe beli lagi tapi beda jenis. Yang di atas itu kaki kambing dibumbu dan masak sate. Asli enak parah ! Harganya RMB 20 dan RMB 30 bergantung ukuran.

Di sini juga banyak banget makanan yang cukup weird menurutku dan terkenal banget kalo di sini banyak makanan kaya kalajengking dan sebagainya.

Grilled Scorpion
Kepompong (?)
Nah, di setiap tempat belanja tradisional China, usahakan menawar. Tapi menawarlah dengan proper atau sekalian aja yang parah kalo misal jengkel. Karena penjual China rata-rata akan marah dan menahan sampe akhirnya kita beli. Jadi gimana ? Saran, usahakan saat menanyakan harga dan merasa harganya terlalu mahal, banting aja sampe bener-bener orangnya ngelepasin kalian pergi karena bete. Kalo kalian nawarnya ragu-ragu, mereka pasti nahan kalian sampe narik tangan kalian (pengalaman wkwk). Tapi kalo emang niat beli, usahakan tawarnya 1/3 harga ke bawah hehe.

Hari terakhir di Beijing :(

Karena jam 7 malem udah harus ke stasiun buat balik ke Hangzhou, jadi seperti biasa kita baru keluar dari hostel jam 12 pm. Tujuan kita hari ini adalah Tiananmen Square (天安門). Tiananmen Square adalah bangunan yang berfungsi sebagai gerbang sebelum masuk ke Forbidden City, masuknya bayar sekitar RMB 40 untuk bulan November - Maret dan RMB 60 untuk bulan April - Oktober. Kalo kalian naek MRT, ke Tiananmen Square bisa banget dengan ngambil jalur line 1 dan turun di Tiananmen East Stastion atau Tiananmen West Stastion, ambil Exit A. Karena waktu itu kita dikejar waktu banget, jadi kita cuma masuk sampe depan gerbang aja karena antri buat masuk ke gerbang depan Tiananmen Square aja udah lama banget. Kalo masuk cuma sampe depan gerbang aja ga bayar, tapi tetep masuknya harus lewat security check dulu dan ini yang bikin antri lama banget. Bagusnya, antri di sini banyak penjaganya jadi tertib, biasanya kalo gada petugasnya pasti orang sini susah antri dan sukanya ndusel wkwk.

Antrian Panjang
Di wilayah ini, kalian bakal nemu banyak bangunan pemerintahan gitu. Nah, tepat sebelum masuk ke security check, ada bangunan Ministry of Public Security. Tapi sebenernya bangunan di daerah sini agak mirip-mirip sih.

Ministry of Public Security
Bangunan di atas mirip sama bangunan yang bakal kita temuin setelah masuk gerbang Tiananmen, yaitu National Museum of China, yang mana di depan museum itu ada lagi bangunan yang mungkin di desain sama karena posisinya berhadapan, yaitu Great Hall of People.

National Museum of China
Monumen Pahlawan
Sebenernya kalo bahas Tiananmen, ada sejarah pilu di wilayah ini. Tepatnya pada tanggal 4 Juni1989, ada kericuhan antara mahasiswa dan rakyat sipil dengan tentara China. Protes tersebut berkaitan dengan keadaan pemerintah yang korup. Berkaitan dengan hal tersebut, banyak tuntutan untuk melahirkan demokrasi di China, namun hal tersebut selalu mendapatkan penolakan hingga akhirnya tragedi tersebut terjadi dan memakan banyak korban jiwa. Kejadian ini juga turut berpengaruh bagi hubungan China dengan negara-negara dan organisasi internasional yang mulai melakukan boikot.

Gerbang Tiananmen
Kalo dari Tiananmen Square, mau ke Stasiun Kereta Beijing nanti makenya Subway Line 2 dan turun di Beijing Railway Station. Perjuangan banget di sini karena kita harus naek kereta hard seat lagi selama 14 jam lebih wkwk dengan harga tiket RMB 177. Tapi untungnya di sini kita bisa dapet duduk yang kumpul berempat.



Sampe Hangzhou siang dan langsung Jumatan dan sorenya ke INCITY buat (nemenin) belanja haha.

Tanggal 4 Maret adalah hari terakhir di dataran China wkwk. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke tempat yang belum aku kunjungi di Hangzhou. Dan pilihan jatuh ke Taiziwan. Oke, Taiziwan ini sejenis taman yang lengkap dengan replika Kincir Angin khas Belanda. Tamannya luas banget dan berada di wilayah Xihu Lake. Lovely place to go karena suasananya asik buat jalan bareng keluarga ala-ala piknik gitu ataupun sama pasangan *uhuk*. Masuknya gratis kok, mau selama apapun juga gapapa wkwk.

Jalanan Taiziwan
Kincir Angin 
Inside the park
Sepulang dari Taiziwan yang notabene deketan sama Xihu, kita lewatin makan yang ada di persimpangan jalan. Sepertinya sih sering dilewatin orang, namun karena mereka kebanyakan non-muslim jadi ga ngeh kali ya sama makam beliau ini. Lahumul Faatihah ....



Nah, setelah selesai dari Taiziwan aku pulang deh ke Indonesia huhuhu.
Untuk ke bandara, kalo dari Xihu kalian bisa nyari bus jurusan Wulin trus naik lagi bus S2 jurusan bandara di Wulin. Tiket untuk bus khusus tujuan bandara ini RMB 20 dengan waktu tempuh

FYI lagi gaes, di China banyak banget sepeda dan mobil listrik yang disewain di pinggir jalan. Tapi kalian harus punya aplikasi online yang terhubung dengan bank kalian (atau apalah, they called zhifubao atau alipay (?)). Jadi kalo mau nyewa langsung scan barcode gitu nanti saldonya otomatis kepotong. Tapi kalo foreigner mungkin ribet sih ya. Lebih asik lagi sewa motor listrik mungkin, karena dia bisa dibayar cash.

--

Mungkin perjalanan 10 hariku bareng temen-temen ini terkesan ngoyo sih ya, karena banyak jalan dan minim istirahat. Ditambah perjalanan Shanghai – Beijing dan Beijing – Hangzhou yang make kereta hard seat selama belasan jam. Capek ? Iya pasti kaki ada pegelnya, tapi jujur banget, aku sih gapernah ngerasa capek yang berlebihan dan Alhamdulillah ga jetlag sama sekali meskipun cuacanya beda banget, apalagi dibandingin sama Surabaya yang jarang dingin. Alhamdulillaah juga engga ada acara sakit dan kecapekan. Tapi temen aku satu ada yang dia emang ga terlalu kuat jalan jauh, jadi kalo dia udah bener-bener capek dia pilih stay di hostel dan keputusan itu memang lebih baik sih menurutku. Sebenernya pada momen seperti ini, ada ngerasa sih jadi tamu gatau diri HAHA maunya kemana aja ga mikirin yang lain capek apa engga wkwk I am sorry for forcing you guy L. Kadang aku ngerasa gaenak sama temen-temenku, tapi aku juga gamau kalo nganggur di China hehe (maafin yak mungkin nanti kalian bisa lebih terbiasa dengan aku yang gamau diam wkwk). Pengalaman ini bisa buat pelajaran gaes, dimana itinerary itu penting banget untuk selalu disesuaikan dengan kemampuan masing-masing kita. Jangan terlalu bersemangat untuk explore akhirnya bikin jadwal jalan yang padat dan akhirnya ada temen yang ga kuat trus sakit, itu bakal tambah repot karena kalian ga mungkin ninggalin temen kalian yang lagi sakit. Tapi kalo kalian semangat dan selalu jaga kondisi dan makanan, pasti sehat terus kok wkwk asal ada niat. Jangan sampe jalan-jalanmu hanya dihabiskan di hotel atau di mimpi XD

Oiya, kalo kalian mahasiswa jangan lupa bawa kartu mahasiswa kemana-mana karena rata-rata tempat wisata menawarkan harga yang berbeda untuk mahasiswa/pelajar. Kata temenku sih meskipun kamu kuliah di luar China, it works. Tapi aku pribadi belum coba, jadi mungkin ada yang berkenan mencoba dan menginfokan ke saya heuheu.

Itinerary menyusul yaa, demikian dengan info lainnya :)

Note :

Foto-foto di atas adalah hasil jepretan kami berempat secara random, tapi kebanyakan foto yang bagus itu yang ngambil Nopel wkwk karena sisanya masih newbie jadi jepretnya asal-asalan. So, kalo jalan jauh bawalah orang yang pinter moto dan ga baperan iri pengen difoto bagus juga akhirnya ngambek gamau motion, iya ada temen gue kaya gitu wakakaka *ehem map ye buka kartu*. Atau setidaknya bawa hape yang bagus lah, biar ga ribet hehe.

Untuk rute-rute sebenernya di Google Maps udah lumayan lengkap ngejelasin, tapi lebih mudah kalo download aplikasi Metro Man buat nyari MRT ke tujuan-tujuan yang ingin dikunjungi. Di China untuk nama tempat masih banyak yang ditulis dengan huruf abjad, tapi manusianya jarang yang bisa bahasa Inggris, jadi penting banget bisa bahasa Mandarin sekedar untuk hal-hal penting.


And for the last, this page is actually dedicated to them who’ve treated me like a queen for days and I really appreciate it. Maaf sudah membuat kalian bolos kuliah, kerja, bimbingan dalam waktu yang tak sebentar hihi. Jangan kapok ya gaes, kapan-kapan kita main lagi !


Thanks ya GJ (Golongan Jomblo) : Syafiq, Wiwit, Nouval, Havin

Lihat juga hal yang harus diketahui sebelum ke China di sini.

You May Also Like

5 comments

  1. Asikk mulai ngeblog semangatt witt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mencoba lebih rajin lagi suhu, sudah lama dianggurin wkwk 😂

      Delete
  2. Kak, kalo boleh tau butuh brp jt kesana dan hidup disana untuk 10 hr?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf telat balas, kalo untuk hostel model dorm gt itung aja kak per hari sekitaran 150k, sama makan sekali makan hemat 30k, untuk MRT nya murah kok kisaran 2k sampe 6k sekali naik. Di luar tiket wahana, 3 - 5 juta bisa banget kok untuk hidup 10 hari di sana :)

      Delete
  3. Hei Wiwit terima kasih ya atas tulisannya. Aku lagi nyari info ke Tiandcucheng dan nyasar ke blog kamu. Nggak bingung lagi deh sama transportnya. Sekali lagi terima kasih banyak.

    ReplyDelete