Finally, I Got My Scholarship!
![]() |
DAAD Portal |
For years, I have been trying to secure Erasmus Scholarship to fund me on IMSISS Programme offered by Glasgow University. It always be my dream, up till now :)
But who knows, God has planned another path for me. He did not allow me to succeed on my first attemp because He wanted me to accept the progress and to embrace myself more before everything.
During my high school, I planned to do my bachelor’s degree in Germany.
Tahun 2020 bahkan sempat diundang ikut pre-departure Erasmus padahal waktu itu cuma reserved list. Udah seneng dan makin kenceng doa moga ada yang mundur biar aku maju heheu tapi ternyata masih belum rejeki juga.
Di tahun-tahun sebelumnya, dalam setahun aku bisa daftar banyak beasiswa sekaligus alias tebar jaring. Aku selalu merasa aku bisa fokus ke semuanya karena memang deadline beasiswa tersebut beda-beda. Tapi sedihnya, belum ada yang lolos sampai akhir.
Tapi di tahun 2021, aku mulai di titik hampir menyerah. Karena Covid-19 beberapa tahun belakang, hidupku terasa stagnan. Aku menganggap mungkin tidak ada hal baru yang akan mengubahku untuk menjadi penerima beasiswa. Pengalaman kerjaku masih sama, aku tidak menemukan hal baru dalam situasi Covid-19 yang bisa aku angkat untuk jadi esai. Aku pesimis kalau hanya akan mengulang kesalahan yang sama. Tapi lebih tepatnya, saat itu aku hanya mencari pembenaran untuk menyerah.
Entah dari mana, aku akhirnya memutuskan untuk mulai menambah relasi dengan banyak orang. Aku kadang ikut temanku meeting atau ketemu dengan rekan kerjanya, padahal kita beda kantor. Dari situ aku berhasil kenalan dengan orang baru dan saling bertukar ide. Ternyata, tanpa disadari aku mendapat banyak topik untuk ditulis. Akhirnya aku putuskan untuk memilih mendaftar ke satu beasiswa dan benar-benar fokus untuk menulis esai yang baru dan melakukan research terbaru yang lebih relevan lagi. Bahkan, aku meluangkan banyak waktu untuk diskusi dengan teman-teman lain di bidang yang aku tekuni.
Meskipun telat, akhirnya aku menyadari bahwa selama ini substansi esaiku kurang menonjolkan korelasinya dengan beasiswa yang aku daftar. Aku cenderung berada di zona nyaman dan enggan 100% mengubah topik esai. Karena aku merasa esaiku sudah sangat komprehensif waktu itu lol. Padahal, fakta membuktikan bahwa esai itu justru ga bisa bawa aku lolos beasiswa :D
Jadi memang meskipun kita melakukan proses tebar jaring, esai kita harus 100% berbeda untuk setiap beasiswa. Bukan hanya diparafrase, tapi dibedakan topiknya juga. Dalam kasusku, kebetulan semua jurusan yang aku daftar untuk beasiswa adalah sama, tidak akan jauh dari tema security, peace, conflict atau terrorism. Aku terkesan sering menggampangkan karena pada akhirnya fokusku pun akan sama, pikirku. Meskipun semua esaiku untuk setiap beasiswa itu beda-beda, tapi aku tidak mencoba masuk ke topik yang baru.
Yang perlu diperhatikan lagi adalah siapa dan apa tujuan pemberi beasiswa? Beasiswa tersebut terdaftar di program apa? Ini penting dikorelasikan dalam esai kita. Sekali lagi, penting :)
Untuk beasiswa ini, aku juga sempat gagal di tahun sebelumnya. Aku mencoba intropeksi dan menjalin kontak dengan pihak kampus. Aku teliti persyaratannya dan apabila aku tidak yakin dengan syarat atau kualifikasi yang ada, aku akan mengirim email ke pihak kampus untuk memastikan langkah apa yang harus aku ambil. Hal ini penting karena seleksi pertama dilakukan oleh kampus sebelum ke DAAD. Dan beruntung karena mereka biasanya akan sangat senang untuk membantu dan menjawab pertanyaan kita, asal jangan bertanya tentang hal yang sudah jelas tertulis di website.
Bahkan ketika wawancara, aku pun email apa yang perlu aku siapkan dan mereka dengan baik hari kasih tau bahwa wawancara akan berfokus berkas yang sudah aku submit.
Manifesting!
Aku selalu berencana dan menulisnya bahwa tahun 2022 aku ingin S2 apapun caranya. Bahkan aku sudah menyiapkan tabungan jika ternyata harus berangkat tanpa beasiswa. Yang ada di kepalaku dan semua planningku aku selaraskan, seolah memang aku akan berangkat S2 tahun 2022. Tahun 2021 ketika temanku bilang, kapan mau resign katanya mau segera resign, aku hanya bilang iya nanti bentar lagi, insyaAllah. Aku pun tidak resign dan tidak banyak daftar kerja baru karena aku sudah niat dan percaya bahwa 2022 aku brangkat S2. Ketika daftar kerja pun, aku selalu menghitung apakah akan bijak jika aku masuk dan resign beberapa bulan setelahnya. Jadi memang once you manifest something seriously, your inner-self will encourage you to build your path to achieve that. It will remain in your daily thoughts spontaneously.
Alhamdulillaah, ternyata bener bisa S2 tahun 2022 dengan beasiswa. Allah benar bersama prasangka hamba-Nya.
0 comments